4 Anggota FPI Mencuri di Hotel Saat Sweeping? Ini Faktanya

Beredar tangkapan layar berita yang berjudul "BERDALIH MELAKUKAN SWEEPING 4 DARI 6 ANGGOTA ORMAS FPI INI MELAKUKAN PENCURIAN DI KAMAR HOTEL DI JAKARTA". Unggahan ini beredar di medis sosial facebook.

Tangkapan layar ini diunggah oleh akun facebook bernama Dadang Rahmat pada Rabu, 10 Juni 2020. Dalam tangkapan layar foto, memperlihatkan polisi sedang jumpa pers dengan merilis empat pelaku yang ditutupi wajahnya.

Hingga saat ini, unggahan foto itu sudah mendapat 77 respon dari warganet, 75 komentar, dan 7 kali dibagikan.Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?Happy Inspire Confuse Sad

Penelusuran:
Dari hasil penelusuran kami, klaim bahwa tangkapan layar foto anggota FPI mencuri di kamar hotel di Jakarta salah. Faktanya adalah foto tersebut pengungkapan kasus pencurian spesialis supermarket di Bandung, Jawa Barat.

Ditemukan foto identik di situs berita detik.com. Foto serupa memperlihatkan artikel berita berjudul "Penangkapan Komplotan Pencuri di Bandung Diwarnai Aksi Kejar-kejaran".

Dilansir Detik.com, foto tersebut adalah empat pelaku komplotan pencuri barang supermarket di Jalan Kepatihan, Kota Bandung. Mereka kabur sewaktu mobilnya dihentikan polisi. Penangkapan terhadap pelaku berjumlah empat orang itu diwarnai aksi kejar-kejaran.

Kejadian tersebut terjadi pada 24 November 2016, di Kecamatan Regol, Bandung. Mobil tersebut menyelinap ke salah satu area parkir di kawasan Kepatihan.

Keempat pelaku, berinisial BK, 35, UA, 24, D, 47, dan M, 23, tak berkutik. Polisi menemukan barang hasil curian yang digondol pelaku dari supermarket itu. Ada bahan pokok hingga perlengkapan bayi.

Kesimpulan:
Klaim pada foto tangkapan layar bahwa anggota FPI mencuri di kamar hotel di Jakarta salah. Faktanya adalah foto tersebut pengungkapan kasus pencurian kendaraan bermotor di Bandung, Jawa Barat.

Informasi itu masuk dalam kategori hoaks jenis misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.

Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.